Komunitas Anak Mataram

Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Helicopter


Veteran Member

Status: Offline
Posts: 82
Date:
Helicopter


ideaideaidea

__________________


Veteran Member

Status: Offline
Posts: 82
Date:

HELIKOPTER BERTENAGA BATERAI

Ini adalah boleh dibilang bidang terumit dalam RC aeromodelling, karena perlu adanya pengertian mengenai prinsip-prinsip helikopter, baru seseorang dapat menerbangkannnya. Sebenarnya, kalau dilihat dari bagian elektroniknya, tidak jauh berbeda dengan pesawat model, hanya saja penyetelan (atau setting-up) memerlukan pengetahuan khusus, dan tidak begitu mudah. Dengan 5 kanal sebaiknya helikopter dikemudikan, sehingga semua parameter dapat di atur dengan lebih akurat.



Setting - Up sebuah helikopter:

Parameter yang perlu diperhatikan di sini cukup banyak, tapi saya (untuk sementara ini ) hanya akan mengulas yang utama saja.

1. Mengatur derajat Pitch : Hal ini dapat dilakukan dengan sebuah pitch-gauge, atau secara manual (pergunakan busur derajat), dan sudutnya harus benar-benar diperhatikan, tidak terlalu negativ (sebaiknya 0) untuk pemula, dan dengan maksimum pitch sekitar +10.
2. Mengatur posisi Gyro, Speedcontrol, dan Receiver : Harap diperhatikan letak Gyro maupun Receiver sebaiknya dibelakang motor, dan Speedcontrol didepannya, untuk menghindari gangguan frekuensi dari peputaran motor.
3. Mengatur titik berat dari heli itu sendiri, dengan mengubah posisi baterainya. CG (Center of Gravity) harus berada persis di tengah baling-baling utama. Khusus mengenai baterai, maka yang saya anjurkan adalah jenis Sanyo, dengan kapasitas minimum 2000 mAh, dengan kemampuan "quick-charge".
4. Parameter transmiter perlu disesuaikan dengan gerakan masing-masing servo, jika transmiter anda menggunakan system komputer, maka hal ini akan lebih mudah.
5. Perhatikan bahwa semua pertemuan antara gigi roda sebaiknya diberikan pelumas (jangan terlalu banyak), sehingga pergesekan yang terjadi dapat seminimal mungkin.











Konstruksi mekanik electric heli biasanya tidak serumit dengan model heli yang menggunakan bahan bakar (methanol).

Keperluan-keperluan lainnya:

1. Baterai yang digunakan minimum sebaiknya 2000 mAh, dengan kemampuan "quick-charge", sehingga pengisian ulang dapat dilakukan dengan 1C (1 jam ) ataupun 2C (30 menit).
2. ESC (Electronic Speed Control) sebaiknya yang digunakan khusus untuk heli, sehingga tidak mempunyai option "EMK-Brake " & "Cut-Off" yang mengakibatkan motor berhenti bekerja secara mendadak jika tegangan ESC dibawah limit yang sudah ditentukan (Bisa berakibat "crash" jika heli tidak dilengkapi dengan "Autorotation"). Selain itu perlu diperhatikan juga frekuensinya (Clockfreq.) dari ESC minimum 1 kHz (sebaiknya digunakan yang 2 kHz sampai 4 kHz), membuat motor dapat berputar dengan lebih halus (pada putaran rendah). Adapun ESC yang sekarang umum dipakai, selalu mempunyai system BEC (Battery Eliminator Circuit), sehingga tegangan receiver dapat langsung diperoleh dari baterai motor itu sendiri, dan tidak perlu baterai extra.
3. Minimum single axis Gyro perlu digunakan, lebih baik yang elekronik dari pada yang mekanik, sebab lebih kecil dan lebih ringan, selain itu optionnyapun lebih banyak (prinsip: 1g lebih ringan 1 sek lebih lama di udara)
4. Motor yang digunakan harus type "high-speed" (type 540) dengan tegangan min 7,2 volt (Sangat dianjurkan untuk menggunakan type "Brushless")
5. Sebaiknya heli dikendalikan dengan 4 servo (collective pitch) sebab dengan "fix-pitch" (3 servo) pengendalian heli akan tidak banyak variasinya dan sudut pitch akan selalu konstan.
6. Tentunya juga diperlukan sebuah "Batery-Charger", dan sebaiknya dengan yang bisa memberikan arus konstant (harap diukur arusnya pada saat sedang mengisi baterai, sebab pengisian baterai yang berlebihan dapat merusak sel baterai).

Pengendalian Helikopter :

Re-setting pada electric heli terkadang juga perlu dilakukan, seperti gambar di samping ini.











Banyak orang mungkin bertanya, mengapa ketika model heli mau mendarat, perlu lebih banyak dikontrol, atau badan heli menjadi tidak stabil, adapun penyebabnya secara umum bisa digolongkan menjadi 2 kategori :

1. Ground-Effect : ketika posisi heli dekat dengan tanah (ground), maka tekanan angin yang bertiup dari atas kebawah akan membuat perputaran angin yang cukup kuat dibawah baling-baling utama. Hal ini akan sangat mempengaruhi keseimbangan heli tsb. Aeromodeller yang sudah cukup mahir, dapat memanfaatkan efek ini ketika heli melakukan "auto-rotation", sehingga secara tidak langsung badan heli akan tertahan oleh tekanan angin ini dan bisa mendarat dengan baik. Ground effect akan berkurang setelah heli terbang dengan ketinggian 50 cm, dan makin tinggi, akan semakin kecil efeknya ( heli akan lebih mudah dikendalikan).
2. Perbandingan Pich & Gas/Motor : model heli akan bisa hover jika motor min. memberikan kekuatan sekitar 80%. Jika tranmitter sudah disetting secara "baik", maka posisi throtle middle stick (untuk EP 8 derajat) akan menjalankan motor dengan kurang lebih 80% power. Karena stick untuk pitch dan gas adalah satu, maka perubahan gas juga akan mempengaruhi sudut pitch-nya. Jika kita perhatikan diagram di bawah ini

:

Untuk posisi stick dibawah 50%, maka tenaga motor juga akan berkurang secara "linear", sehinggal heli akan lebih sulit untuk dikendalikan (posisi stick 20%, hanya ada 20% power !!!). Sebaiknya gas tetap diberikan secukupnya (misalnya dapat dilakukan dengan switch "idle-up" atau variable gas-setting), dan heli akan lebih mudah dikendalikan dalam pendaratan.





Perhatikan:

* Pitch rendah dan gas tinggi : heli akan menjadi lebih "sensitiv" dalam bergerak
* Pitch tinggi dan gas rendah : heli akan menjadi lebih lambat untuk "manuver"

Baling-baling ekor (Tail-Rotor):

Tentunya ini adalah salah satu bagian yang sangat menarik untuk sebuah helikopter. Mungkin kita bisa bertanya, mengapa baling-baling utama (mainblade) berputar dan bukan body heli? Logikanya, karena badan heli tersebut lebih berat dari pada blade tsb...betul, tapi apakah badan heli berarti tidak berputar? Contoh untuk Rotor-Blade yang berputar searah jarum jam, maka badan heli akan cenderung berputar melawan arah jarum jam (ke kiri). Tergantung dari sudut pitch-nya, maka kecenderungan ini juga akan semakin besar dimana sudut pitch mainblade-nya tinggi. Jadi bagaimana cara melawan gaya ke kiri ini? Disinilah diperlukan "tailrotor", yang mengkompensasi gaya dorongan kekiri tsb. Kalau sekarang kita sudah memahami fungsinya, maka hal ini akan mudah disimpulkan:

* Heli bergerak kekiri, sudut pitch tailrotor harus berkurang/kecil (sedikit angin bertiup kekanan)
* Heli bergerak ke kanan, sudut pitch tailrotor harus besar (banyak angin bertiup kekanan)

Banyak yang mengira bahwa pada posisi "netral' (artinya badan heli tidak berputar), sudut pitch tailrotor adalah 0 (tidak berfungsi), ini adalah salah, karena kecenderungan gaya kekiri ini selalu ada!!! Sehingga tailrotor akan selalu mempunyai sudut pitch. Perlu adanya percobaan dalam test hover, untuk men-set parameter antara sudut pitch main-blade, tailrotor, dan kecepatan motor, sehingga menghasilkan hover yang benar-benar stabil..

Elektronik dan Mekanik Mixing :

Untuk jenis rc helikopter baik electric maupun yang menggunakan engine, ada dua jenis/system mixing yang digunakan, yaitu secara elektronik dan mekanik:

Swash plate untuk EP Concept menggunakan progam 90 derajat (3 servo)

*

Electronic-Mixing : Yang mengendalikan heli untuk naik-turun, maju-mundur, kiri-kanan, adalah bagian rotor tengah yang sering disebut swash plate(sp). Jadi sp akan naik ke atas dan turun (heli naik-turun), selain itu juga sp perlu bergerak miring ke kiri dan kanan (heli kiri-kanan) serta miring ke depan-belakang (heli maju-mudur). Agar semua gerakan ini mungkin, maka sp akan dikendalikan oleh 3 servo pada program 120 derajat, atau 4 servo pada program 90 derajat (alternatif juga dapat digunakan hanya 3 servo). Khusus untuk yang menggunakan sp 120 derajat (3servo) maka gerakan servo akan di mixing oleh transmitter, dan ini tentunya (sebaiknya) hanya dilakukan dengan menggunakan khusus heli transmitter (dilengkapi system komputer).
*

Mechanic-Mixing : Karena transmitter tidak dilengkapi dengan system komputer, maka perlu adanya simulasi dari elektronik mixing, yaitu berdasarkan penempatan servo untuk sp, dan yang sudah pasti, setiap servo akan dikendalikan oleh sebuah kanal. Biasanya ini akan agak rumit, jika heli hanya mengijinkan sp dengan system 120 derajat saja. Untuk heli jenis modern, sebagian sistem elektronik maupun mekanik mixing juga akan digunakan.

__________________


Veteran Member

Status: Offline
Posts: 82
Date:

sial gambarnya gak ke upload


__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard