Komunitas Anak Mataram

Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Bibiku


Guru

Status: Offline
Posts: 591
Date:
Bibiku


Bulikku..
Aku sekarang tinggal di ibu kota, bekerja di suatu perusahaan telekomunikasi
asing di kawasan Sudirman. Kisahku ini terjadi ketika aku masih 17 tahun, kelas
dua SMA di kota Y. Aku tinggal di suatu kampung di pinggiran kota Y. Di samping
rumahku tinggal keluarga kecil dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Kebetulan
keluarga ini masih famili dengan keluargaku tepatnya masih adik sepupu dengan
Ibuku. Paklikku bekerja sebagai kepala sekolah SMP di kota. Setiap hari, beliau
sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali, dan pulangnya juga sudah sore, karena
jauhnya tempat bekerja. Kasihan juga!
Bulikku (tanteku) bekerja di Puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah.
Bulikku ini orangnya ramah, supel, dan cukup manis. Sudah lama aku membayangkan
dapat tidur dengannya, tapi itu cuma impian semata. Kalau ingat dia pasti aku
langsung onani.
Tiap pagi Bulik menyapu halaman belakang , aku pun demikian. Suatu pagi kami
dapat bersama beberapa saat di halaman belakang ketika kami sama-sama lagi
menyapu. Kami ngobrol-ngobrol sebentar. Bulikku ini nakal juga pikirku. Dia pake
kaus oblong warna putih, dan nggak pake beha, ahh. Aku ereksi habis waktu itu.
Dengan nakal Bulik memperhatikan selangkanganku, begitu juga aku meperhatikan
dadanya yang membusung itu. Tampak jelas putting susunya yang berwarna coklat
itu. Koq ngaceng, kenapa sih Mas. Bulikku kalau manggil aku pake panggilan
Mas, karena anaknya juga begitu kalo panggil aku. Dengan malu-malu aku jawab,
Habis Bulik nggak pake beha, jadinya kelihatan itunya. Mendadak aku dipanggil
ibuku, karena sudah siang dan aku harus berangkat sekolah. Buru-buru aku mandi,
dan nggak lupa coli, enaakkk. Oh Bulikku, biarkan aku mengulum susumu yang
montok itu, begitu imajinasiku tiap hari. Tapi nggak ada keberanian untuk itu.

Pada akhir semester ganjil Paklik pergi bertamasya ke Bandung, mengantar anak
didiknya. Bulik tidak ikut karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Wah ini
kesempatan besar buatku, begitu pikirku, Paklik nggak ada, aku juga libur, ahaa

Aku sudah susun rencana. Aku akan pura-pura main ke rumah Bulik buat baca koran,
maklum rumahku nggak langganan koran. Pagi itu Bapak Ibuku pergi ke Rumah
kakakku, buat nengok cucunya, wah makin asyik aja nih.
Bolak-balik aku baca koran, nggak ada berita yang menarik, habis pikiranku sudah
nggak di koran lagi. Bulikku lewat didepanku, membawa sabun dan perlengkapan
mandi, mau mandi kayaknya. Aku jadi nggak karu-karuan waktu itu. Pingin rasanya
aku ngintip, tapi takut ketahuan. Lalu aku lanjutkan baca koran. Mendadak
Bulikku memanggil aku dari kamar mandi. Mas, tolong ambilkan handuk di kamar
Bulik, ya. Yessssss, aku langsung berjingkat ke kamar Bulik dan mendapatkan
handuk di balik pintu kamar. Kamar Bulik harum sekali dan bersih bukan main,
semua perabot tertata rapi, dan spreinya tampak tertata dengan baik.
Aku langsung ke kamar mandi membawakan handuk. Bulik membuka pintu kamar mandi
sedikit saja, aku jadi penasaran. Handuk aku berikan. Deg degan juga aku. Waktu
handuk sudah di tangan Bulik, aku mematung memandangi Bulikku yang terlihat
sebagian. Kenapa Mas, tanya Bulikku,. Aku terkaget, napasku agak sesak. Dengan
keberanian yang cuman sedikit aku baranikan ngomong. Aku pingin, aku pingin
Bulik. Bulik tahu apa yang aku maksud, dia tertegun beberapa saat.
Lalu pintu ditutup dan sebentar kemudian Bulik keluar dari kamar mandi dengan
handuk membalut tubuhnya. Mlongo saja aku, malu campur napsu.
Bulik menuju ke kamar tidur buat ganti baju, karena hari sudah siang dan harus
segera berangkat kerja. Aku dipanggil ke kamar Bulik. Aku nurut saja. Bulik
sudah berganti dengan pakaian kerja.
Kenapa kamu punya pikiran mau tidur sama Bulikmu ini. Aku sayang sama Bulik,
Bulik cantik, seksi. Dia tersenyum dan ketawa kecil. Sesaat kemudian suasana
jadi hening. Bulik membisu. Bulik bilang, Aku juga pingin Mas, sudah lama
Paklikmu tidak pernah tidur sama Bulik, sudah hampir satu tahun.
Aku pegang tangan Bulik, diam saja, aku remas-remas tangannya, tetap diam saja.
Tanpa ba bi bu lagi kami sudah berpagutan, saling melepas keinginan yang sudah
lama tertahan. Aku ciumi bibir Bulikku dengan nafsu kesetanan. Bulik membalas
dengan gelora asmara yang sudah lama tertahan. Kami bergumul di lantai beberapa
saat, aku ciumi lehernya, kupingnya, ahhhh
Mas, aku pingin.
Bulik membuka baju kerjanya, Behanya aku yang lepas. Dua gunung kembar menanti
remasanku, langsung saja tanganku meremas susu sebelah kiri, dan aku sedot yang
sebelah kanan. Bulik menggeliat nggak karuan. Bulik mendesah agak keras,
ahhhhhhh ahhAku bilang jangan terlalu keras, nanti didengar tetangga.
Aku sudah nggak tahan lagi, maklum pertama kali. Rok Bulik aku lepas dari
belakang. Bulik tinggal pake CD warna krem. Aku juga segera telanjang. Aku lepas
semua pakaianku, berikut CDku aku lepas, Bulik terkaget melihat penisku yang
sudah cukup besar.
Punyamu besar juga Mas. Aku nggak peduli lagi dengan omongan Bulik, aku lepas
Cdnya dan terlihat dengan jelas rambut hitam legam dan sangat lebat menutupi
lubang yang aku impikan. Aku langsung saja serbu. Aku ciumi lagi bibir Bulik,
Saling sedot, saling remas.
Aku nggak kuat lagi.
Aku tidurkan Bulik di tempat tidur. Bulik menolak, soalnya tempat tidurnya dari
kayu, yang berderit derit kalau dipake begituan. Lalu kasur aku tarik ke lantai,
Bulik langsung berguling di kasur, aku serbu lagi. Ahhahhhhhh. Aku nggak mau
lama-lama lagi. Aku arahkan penisku ke vagina Bulik, Bulik tersenyum. Aku coba
masukkan, tetapi gagal, meleset. Lalu Bulik pegang penisku dan diarahkannya ke
lubangnya. Aku masukkan pelan-pelan sambil aku nikmati gesekan penis dengan
dinding vaginanya, nikmat sekali.
Aku genjot pelan-pelan dan Bulik menikmatinya, merem melek dia.Ahhh ahhBulik
menoleh ke kiri, ke kanan. Susunya aku hisap dengan lahap, Bulik semakin terbuai
dengan hentakan dan hisapanku, aku juga demikian. Setiap aku menusuk, aku
rasakan kenikmatan yang tiada tara. Kami bercinta tidak lama, cuman empat
menitan, soalnya diujung penisku sudah berdenyut-denyut. Aku bilang sama Bulik,
Di dalam apa di luar, Bulik? Di dalam saja, nggak apa-apa. Lalu aku pacu
lagi, Bulik menggoyang juga. Beberapa detik sebelum ejakulasi, aku tekan dalam
dalam penisku di vaginanya, Bulik tahu harus bagaimana, dia goyang pinggulnya
dengan ritmis, aku nggak tahan lagi, sperma ku muncrat di dalam vagina Bulikku
ini. Nikmatnya..
Aku tahu Bulik nggak puas, sebentar sih Setelah itu kami berciuman lagi, aku
bilang kalau aku pingin begituan lagi dengan Bulik, dia setuju, tersenyum. Aku
remas susunya.
Lalu dia berdiri dan make baju kerjanya, aku disuruh merapikan kamar tidur. Lalu
Bulik berangkat kerja, OhBulikku yang manis.

__________________


Newbie

Status: Offline
Posts: 4
Date:

Kejong beto' mek ? :D

__________________
Squirting Lovers
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard