Mungkin selama ini kita lebih banyak porsinya pada tulisan seputar dunia pria daripada wanita. Padahal fitness itu milik bersama, pria dan wanita. Untuk memuaskan kalangan wanita ini, berikut ini kami turunkan topik yang paling digemari wanita di gym, yaitu seputar aerobik. Hampir semua peserta aerobik menyimpan keinginan suatu saat kelak menjadi instruktur aerobik. Semakin menyukai aerobik, semakin besar keinginan itu. Sayangnya nyaris tidak ada majalah kesehatan di Indonesia yang memuat artikel yang bisa mengakomodir keinginan itu. Tulisan ini mencoba menjawab keinginan itu. Ingat, kontribusi profit sebuah gym kebanyakan berasal dari kelas aerobik yang di tawarkannya.
Barangkali profesi instruktur aerobik adalah idaman para wanita karena mereka di bayar untuk berolahraga. Dan jika olahraga itu bisa memberikan tubuh seksi dan indah, kenapa tidak? Apalagi jika aerobik sudah menjadi hobi, itu artinya mereka di bayar untuk hobi mereka. Di dunia ini, profesi terbaik adalah hobi yang di bayar. Sebagai perbandingan, berapa banyak peserta aerobik kenalan anda yang menjadikan hobi sebagai profesi utama nya? Tidak banyak! Maka beruntunglah jika anda seorang instruktur dan aerobik adalah hobi anda.
Walau kesannya cuma berjingkrak jingkrak dan berkeringat, namun profesi instruktur aerobik tidaklah sesederhana itu. Jika mau sukses seperti Esther Suwito dan Vicky Burki, maka anda harus menjadi instruktur yang kreatif, yang bisa memberi ide ide baru dalam mengajar di kelas. Hanya instruktur aerobik seperti inilah yang bisa sukses.
Fisik instruktur aerobik yang ideal adalah padat berisi dan ideal berat badannya. Berat badan ideal mempermudah instruktur membawakan koreografinya dengan lincah. Semakin naik berat badannya, semakin terbatas jenis koreografi nya. Namun asalkan kreatif dan bisa menciptakan gerakan baru yang menarik, berat badan tidak terlalu di permasalahkan asalkan yang bersangkutan sadar akan resiko yang harus diatasinya itu.
Tingkat kesulitan mengajar aerobik menjadi lebih tinggi jika dalam satu kelas terdapat berbagai kelompok umur dan tidak seragam. Dibutuhkan 2-3 kali pertemuan sebelum didapat formula pengajaran aerobik yang pas. Namun tak jarang banyak juga instruktur aerobik yang menetapkan sendiri standar pengajarannya dan membiarkan seleksi alam yang menyaring peserta kelas aerobiknya. Masing masing ada keuntungan dan kelemahannya sendiri, namun idealnya cara pertama lah yang seharusnya dilakukan.
Walau instruktur aerobik adalah profesi yang merangkap kesenangan dengan pekerjaan, walau mereka biasanya selalu periang (karena tuntutan profesi), namun tidak selamanya menjadi instruktur itu menyenangkan. Akan selalu ada peserta yang tidak suka dengan cara anda mengajar. Biasanya berupa suara cemoohan dari peserta pria, walau tak jarang wanita juga melakukan hal sama. Suara suara bernada menyindir itu biasanya terjadi kala kelas aerobik berlangsung.
Ada 2 kemungkinan disini. Pertama, itu bukan kesalahan anda, jika status anda adalah guest-instructor dan di undang ke tempat yang bukan sanggar atau gym, tapi ke kantor atau semacamnya. Atau tempat di mana peserta nya hadir bukan karena keinginan sendiri, tapi karena sekedar memanfaatkan fasilitas yang ada. Jika hal ini yang terjadi, sebaiknya anda berhenti mengajar disitu, karena jelas mereka tidak suka aerobik dan lebih baik dana nya di pakai untuk olahraga lain yang lebih mereka sukai.
Kedua, itu adalah kesalahan anda, jika status anda adalah instruktur tetap yang mengajar di sanggar senam atau gym, dimana pesertanya hadir karena keinginan sendiri atau karena memang menyukai aerobik. Biasanya peserta yang sudah berpengalaman aerobik posisinya ada di barisan terdepan, jadi perhatikan dari mana arah datangnya suara suara sumbang itu. Jika datang dari barisan depan, berarti anda baru saja melakukan kesalahan fatal. Tapi jika datang dari barisan belakang, ada kemungkinan kesalahannya 50-50, sebagian di anda, sebagian di mereka.
Profesi instruktur aerobik ada yang berawal dari sekedar coba coba, part-time, hingga full-time. Yang paling besar pendapatannya adalah dari part time (mengajar dari sanggar ke sanggar atau gym) walau lebih melelahkan karena harus travelling terlebih dulu.
Daya serap pasar terhadap profesi ini cukup tinggi, hal tersebut di kaitkan dengan kian gandrungnya orang (terutama kota besar) untuk aerobik. Sampai sampai instruktur aerobik yang jam terbang nya masih rendah sekalipun, bisa meraup penghasilan setara dengan pegawai kantoran (Rp 3 s/d 5 juta per bulan), atau bahkan melebihinya. Dalam sehari mereka bisa mengajar 2-3 kali. Hitung saja jika mereka mengajar tiap hari kecuali hari libur. Honor mereka berkisar antara Rp 100.000 s/d 150.000 per jam (per sekali mengajar). Bahkan ada juga yang mendapat honor diatas Rp 150.000 per jam. Besar kecilnya honor di tentukan oleh seberapa tinggi jam terbang nya, pengalaman dan keahliannya, besar kecilnya jumlah peserta, dan seberapa bagus respon peserta.
Bahkan bagi instruktur top yang suka muncul di TV itu, ia harus di kontak sebulan sebelum acara di mulai. Istilah nya menjadi guest-instructor. Pihak gym yang mau maju perlu sesekali menghadirkan guest-instructor dari luar guna memberi stimulus dan variasi baru pada peserta.
Koleksi musik yang bagus bagi instruktur aerobik adalah hal mutlak yang tak bisa di tawar tawar lagi. Musik pengiring aerobik yang bagus idealnya memiliki irama yang pas dengan karakter sang instruktur itu sendiri, mencakup bagian pemanasan pada awal musik dan berlanjut ke latihan inti pada bagian tengah hingga akhir musiknya, mengandung lagu lagu yang tengah trendi kala itu, dan yang terpenting, hitungan ketukan irama nya sesuai (biasanya dari jenis easy-listening) alias BPM (Beat per minute). Dengan begitu peserta tidak merasa kelelahan hingga masuk ke fase istirahat nanti (peralihan dari latihan inti ke pendinginan).
Karena jenis musik pengiring aerobik seperti itu tidak tersedia komersil di toko kaset, maka instruktur aerobik harus membuatnya sendiri, meramu dari berbagai lagu yang ada di pasaran,lalu di kumpulkan, di rapikan, di potong potong, di tambahkan irama house music dan irama dasar (lambat hingga cepat) guna memperhalus peralihan antar lagu itu sendiri. Kemudian fase terakhir, baru di rekam ulang ke dalam kaset atau CD. Kaset dan CD semacam ini juga di perjual belikan bersamaan dengan di adakannya kompetisi aerobik di lokasi bersangkutan. Harganya tidak murah, kurang lebih sekitar Rp 75.000 per kaset atau Rp 150.000 per CD. Karena kendala biaya, tak sedikit instruktur yang membajak musik ini dengan merekam ulang sendiri dari kaset atau CD master nya, namun hal itu tidak disarankan karena mengurangi mutu rekaman itu sendiri (terutama kaset). Turunnya mutu rekaman juga mengundang kecaman dari peserta aerobik. Untuk CD, kualitas hasil bajakannya sama persis dengan master nya. Namun saat ini sudah mulai beredar CD musik aerobik yang di lengkapi kode khusus anti pembajakan, sehingga mau tidak mau harus membeli CD master nya.
Instruktur aerobik juga diharapkan menjalani (tidak perlu mendalami) cabang olahraga lain seperti taekwondo misalnya. Dengan begitu diharapkan ia tak kesulitan memasukkan jenis koreografi taekwondo baru kedalam kelas aerobiknya. Selain itu taekwondo bisa membantu membentuk fisik instruktur menjadi lebih padat dan berisi, menambah rasa percaya diri dan nilai jual di kalangan penggemar aerobiknya.
Sebelum ikut kursus aerobik atau semacamnya, calon instruktur aerobik sebaiknya mencoba beragam kelas aerobik sebagai peserta, mulai dari high/low aerobik, step aerobik, kickboxing, water aerobik, sport conditioning, dll. Bekali diri dengan ilmu PPPK sekedar untuk berjaga jaga jika terjadi hal tidak di inginkan di dalam kelas aerobik anda.
Langkah berikutnya adalah mencari naungan / pendidikan yang tepat sasaran (siap di serap oleh pasar). Jenis aerobik yang paling di gandrungi publik saat ini adalah jenis aerobik hiburan. Paling tinggi daya serapnya di pasar. Biasanya calon instruktur aerobik mencari naungan kursus aerobik di lingkungan Martha Tilaar. Atau bisa juga langsung berguru pada Fahmy Fachrezzy, sang maestro aerobik Indonesia yang juga kerap mengisi rublik di majalah REPS ini. Kebanyakan anak didik Fahmy di anggap berkualitas tinggi dan rata rata punya sixpacks pada perut mereka. Nama Fahmy sendiri seakan sudah menjadi jaminan mutu instruktur aerobik. Boleh di bilang, Fahmy adalah Ade Rai nya dunia aerobik.
Hanya bermodalkan hobi aerobik dan ikut kursus aerobik yang hanya beberapa bulan saja itu, dan punya koleksi kaset aerobik tak lantas berarti seseorang berhak mengklaim dirinya instruktur aerobik. Sayangnya jenis instruktur aerobik asal-asalan seperti ini masih sangat banyak di Indonesia. Mereka beralasan, jika tidak di beri kesempatan, bagaimana mau pintar / jago ? Justru jika anda ikuti, bisa berbahaya. Misalnya tubuh jadi keseleo atau lebih parah lagi, cedera. Tapi mereka juga tidak bisa di salahkan sepenuhnya. Untuk menghindari hal hal tidak di inginkan, setidaknya instruktur yang masih rendah jam terbang nya itu di beri kesempatan untuk memimpin tahap pemanasan saja, bukan latihan intinya. Jam terbang memang segalanya, tapi jika sampai mengorbankan profesionalisme kerja, rasanya egois sekali. Karenanya cobalah bentuk kelas pribadi anda sendiri yang beranggotakan teman, kerabat, atau anggota keluarga anda untuk aerobik bersama di bawah pimpinan anda.
Instruktur aerobik yang bagus adalah yang memenuhi standar keamanan, kesehatan, manfaat, dan yang terpenting, bisa menghibur. Bisa menghibur artinya mampu memotivasi peserta untuk antusias dan bukannya terkesan latihan sendiri tanpa perduli kemampuan peserta. Jam terbang yang tinggi juga memberi nilai plus sendiri disini. Semua kembali pada orangnya. Walau tidak di bekali pendidikan resmi, tapi jika orangnya selalu mau belajar dan mengoreksi diri, maka keahliannya bisa setara dengan mereka yang ikut pendidikan resmi. Intinya adalah, sebelum di lepas ke publik untuk mengajar, seorang instruktur aerobik seharusnya di bekali dasar dasarnya dulu. Sisanya bisa di pelajari seiring kian tingginya jam terbang mengajarnya. Kreatifitas dan jam terbang tidak bisa di pisahkan. Tapi bukan berarti jam terbang tinggi otomatis menjadikan seseorang kreatif juga. Itulah yang membedakan kualitas instruktur dengan rekan seprofesi lainnya.
Memiliki latar belakang pendidikan olahraga dan kesehatan juga sangat menunjang profesi instruktur aerobik. Disana juga biasanya di ajarkan gerakan gerakan apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan. Misalnya Fakultas Pendidikan Olahraga & Kesehatan di IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta). Dengan latar belakang seperti itu, instruktur aerobik lebih leluasa menerapkan berbagai teori dan praktik yang didapat semasa kuliah. Leluasa dalam artian, anda lebih mampu berimprovisasi dengan segala keterbatasan fasilitas yang ada. Misalnya memakai botol air mineral sebagai dumbell. Atau simulasi gerakan latihan beban tanpa harus membuat takut kaum wanita yang memang phobia dengan latihan beban.
Semakin banyak pendidikan formal yang anda raih, semakin tinggi kredibilitas anda. Anda juga bisa belajar otodidak dengan membaca buku mengenai anatomi tubuh, fisiologi olahraga, kinesiologi, dan buku buku motivational. Pemahaman dasar mengenai segala hal yang berhubungan dengan fitness akan sangat diperlukan oleh instruktur aerobik. Ada beberapa gym yang menawarkan kelas pendidikan bagi instruktur, biasanya di akhiri dengan ikatan kontrak kerja juga. Anda bisa memanfaatkannya jika mau.
Namun jangan terlanjur down duluan. Instruktur aerobik adalah profesi sektor informal, sama seperti baby-sitter. Karenanya tak perlu persyaratan khusus. Namun jika anda memenuhi persyaratan diatas, itu lebih bagus lagi. Yang terpenting, anda harus suka olahraga, punya selera musik yang bagus, suka dance dan koreografi, peka akan irama dan beat yang pas dan enak, periang dan semangat mau belajar. Instruktur yang kreatif dalam point point tersebut akan cepat menanjak karirnya. Apalagi jika di tunjang hal hal otodidak yang sudah di sebutkan diatas.
Dalam aerobik, gerakan yang ideal adalah gerakan yang penuh power dan macho, bukan gerakan halus yang terkesan genit. Aerobik yang ideal itu bisa di ikuti oleh pria dan wanita, bukan hanya wanita saja seperti paradigma kebanyakan publik. Selain membuat keder peserta pria, gerakan halus / genit seperti itu sama sekali tidak ada unsur pembakaran kalori, apalagi pembentukan. Jadi hanya buang buang waktu saja. Jika sang instruktur tetap ingin memasukkan gerakan seperti itu, sebaiknya di lakukan bersamaan dengan fase pendinginan di akhir sesi, sehingga peserta pria bisa bebas memilih untuk terus ikut atau tidak. Gerakan genit yang biasanya sarat hiburan memang disukai wanita karena eksekusi nya mudah dan tidak capek, namun dari kacamata latihan inti, manfaatnya nyaris tidak ada untuk jantung dan bakar lemak.
Hal serupa juga berlaku pada gerakan aerobik yang mirip mirip tari. Alasannya banyak instruktur yang punya latar belakang penari atau sanggar. Jika sebuah gym lebih mengutamakan keinginan kaum hawa untuk bermalas malasan dan sekedar cari hiburan ketimbang mendidik dan menyehatkan mereka, biasanya gym tersebut mematok peraturan jika kelas aerobiknya hanya khusus wanita saja. Walau hal itu belum tentu benar, namun jika ternyata benar, sangat di sayangkan. Semua di kembalikan kepada policy masing masing gym.
Instruktur yang bagus adalah selalu berusaha mengganti koreografi nya minimal sebulan sekali. Koreografi aerobik sangat mempengaruhi seberapa efektif nya pembakaran lemak dan olah jantung itu sendiri. Koreo yang itu itu saja cenderung membuat tubuh beradaptasi, akibatnya peserta dan instruktur yang bersangkutan menjadi sulit membakar lemak. Dan juga membosankan tentu saja. Jangan heran jika melihat peserta dan / atau instruktur yang jarang sekali berkeringat, hanya karena melakukan koreo yang itu itu saja.
Koreografi erat kaitannya dengan kreatifitas. Caranya? Rajin rajinlah menghadiri acara kompetisi aerobik atau sering bermain ke gym atau sanggar lain di mana aerobik tengah berlangsung. Gambarkan semua gerakan yang menurut anda menarik di atas kertas. Atau anda juga bisa membuat gerakan anda sendiri dengan menggunakan daya imajinasi anda.
Tidak sembarangan koreografi bisa anda terapkan. Harus melihat medan perang (kondisi level fitness para peserta). Jangan samakan kelas aerobik peserta usia manula dengan peserta usia 20 tahunan. Koreo yang terlalu mudah membosankan peserta. Jika terlalu sulit malah membingungkan peserta. Koreo yang terlalu mudah atau terlalu sulit, akibatnya sama parahnya, membuat peserta jadi malas hadir di kelas berikutnya lagi. Koreo juga harus di modifikasi secara berkala agar peserta baru dan senior bisa sama sama merasakan manfaatnya.
Prinsip dasar bisnis adalah saling menguntungkan kedua belah pihak. Idealnya seorang instruktur aerobik bisa memenuhi kedua hal itu. Di satu sisi mendidik publik untuk sehat dengan mengurangi gerakan genit (halus) atau tarian dalam kelas aerobiknya. Di sisi lain ia juga harus meningkatkan daya tarik peserta terhadap aerobik sehingga tidak cepat bosan, tidak cepat capai, dan tetap bersemangat. Karenanya hanya instruktur yang kreatif dan rajin membuat ide baru sajalah yang bisa bertahan.
Tak sedikit instruktur aerobik yang tergoda untuk mengorbankan salah satu sisi tadi. Alasannya beragam. Mulai dari membuat pekerjaannya menjadi lebih enteng (tidak perlu kreatif kreatif amat). Hingga agar bisa meraup uang lebih banyak dengan mengikuti kemauan peserta yang dasarnya sudah pemalas itu. Namun cara ini punya kelemahan yang vital, karena cepat atau lambat peserta akan cepat bosan dengan tipe instruktur seperti ini, dan karir nya tak akan pernah menanjak setinggi seperti Vicky Burki atau Esther Suwito misalnya.
Satu lagi nilai tambah instruktur aerobik adalah penampilan (cantik / seksi). Kita berurusan dengan publik yang tak semuanya sadar akan keuntungan aerobik. Banyak peserta yang salah kaprah ikut aerobik hanya karena ingin punya tubuh seksi saja. Tubuh seksi hanyalah efek samping saja. Tujuan sebenarnya adalah pembakaran lemak dan kesehatan jantung.
Sesuai kuadran Kiyosaki, instruktur aerobik adalah jenis profesi yang menjadikan dirinya sebagai komoditi. Sama seperti dokter dan pengacara. Jadi terlepas dari opini anda soal tampil seksi dan cantik, penampilan instruktur aerobik sangat menentukan. Seperti kata pepatah, kesan pertama sangat menentukan. Banyak sponsor aerobik yang menuntut kedua hal itu. Misalnya pembuatan VCD aerobik, figuran aerobik pada acara kebugaran di TV, dll. Tentu saja tanpa mengorbankan kelincahan dan keahlian aerobik itu sendiri.
Instruktur aerobik juga harus mampu memberi instruksi secara verbal. Instruksi ini diberikan guna memberi tahu peserta kapan koreo nya akan berubah. Tanpa instruksi aba aba semacam itu, peserta akan kebingungan menebak arah gerakan selanjutnya. Instruktur aerobik yang tidak menguasai teknik pemberian aba aba ini biasanya di tandai dengan tidak seragamnya gerakan koreo para peserta nya, malah ada yang saling bertabrakan. Jangan di samakan dengan aerobik tingkat kompetisi, yang walau jarang di berikan aba aba sekalipun, peserta kompetisi masih mampu mengikutinya.
Profesi instruktur aerobik juga tak lepas dari intrik intrik antar sesama rekan seprofesi. Saling sikut antara mereka sudah menjadi hal biasa dan harus selalu anda waspadai dan kalau perlu di antisipasi sedari awal sebelum hal itu terjadi agar menutup terjadinya peluang ke arah itu. Jika anda tidak kuat mental, susah bertahan menekuni profesi ini. Banyak hal yang bisa jadi pemicu nya. Mulai dari instruktur yang tak mau menerima masukan soal cara mengajarnya tidak profesional. Atau berhalangan hadir mengajar di sebuah kelas tanpa menyediakan instruktur pengganti (ini adalah kewajiban instruktur bersangkutan, bukan gym atau sanggar). Atau masalah pemakaian cuti haid yang tidak semestinya. Atau instruktur yang tidak mau beradaptasi dengan manajemen dan cara kerja gym atau sanggar di mana ia bekerja. Atau instruktur yang terlalu banyak permintaan dan persyaratan seputar fasilitas yang ada. Semua itu bisa di manfaatkan oleh pihak lawan / pesaing / rekan seprofesi anda yang lain untuk menjegal anda keluar dari bursa profesi aerobik ini. Semua itu menimbulkan kubu kubu antar sesama instruktur itu sendiri. Namun pada akhirnya, kunci sukses seorang instruktur ada pada konsumen, bukan pada kubu kubu seperti itu. Konsumen sekarang sudah pintar pintar, mereka tahu mana yang bagus dan mana yang jelek. Hanya instruktur yang pas pasan keahliannya saja yang mau menekuni kubu kubu-an seperti itu. Instruktur unggulan, kreatif, periang, bisa menghibur lebih suka bergerak independen di luar kubu itu, karena peluang sukses nya lebih besar lagi. Sama seperti vokalis utama yang keluar dari grup band nya karena merasa punya potensi lebih sukses lagi jika solo karir di luar band nya.
Tidak selamanya kubu kubu-an itu jelek. Ada juga kubu yang positif, yaitu berupa tim pengajaran antar sesama instruktur, dimana instruktur berkumpul disitu untuk sharing ilmu nya masing masing dan saling bertukar informasi. Pembentukan tim seperti ini memang di sarankan.
Pada akhirnya, semua berpulang pada profesionalisme hingga ke hal hal terkecil sekalipun.