Karena sering melihat film Yesus selalu dalam perpektif Barat, seorang sutrada Iran, Nader Talebadzeh membuat film tentang Yesus dalam perspektif Islam.
Dalam film bertitile Jesus, the Spirit of God, Nader Talebadzeh mencoba memberikan sudut pandang alternatif dengan membuat film tentang Yesus berdasar perspektif Islam.
Nader memberi judul film yang disutradarainya dengan Jesus, the Spirit of God atau Yesus, Semangat dari Tuhan. Misi film ini adalah menjawab gambaran tentang Yesus sebagaimana ditampilkan dalam film blockbuster keluaran Hollywood dan The Passion of the Christ yang disutradarai oleh aktor sekaligus sutradara Mel Gibson pada 2004.
Menurut Nader, film Gibson memang mengagumkan. Namun, dia menilai, terdapat kesalahan di dalamnya. "Film Gibson adalah film yang sangat bagus. Bagi saya, itu adalah film yang digarap dengan apik. Tapi, cerita yang terkandung di dalamnya salah. Ceritanya tidak seperti itu," ujarnya.
Nader menyatakan sempat berkunjung ke rumah mewah Gibson di Malibu, Negara Bagian California, Amerika Serikat. Niatnya, menunjukkan film garapannya tersebut untuk berdiskusi dengan Gibson.
"Tapi, karena saat itu adalah Minggu, hanya sekuriti yang menerima kopi beserta brosur film tersebut. Meski dia berjanji menyampaikan barang-barang itu kepada Mel Gibson sendiri, tidak ada kabar hingga kini," ucapnya.
Film Nader tersebut sebenarnya sudah diputar di Iran. Namun, karya itu kurang mendapat respons.
Bertepatan dengan bulan Ramadhan kemarin, film tersebut hanya diputar di lima bioskop di Teheran dan cuma ditonton oleh pemirsa seadanya.
Film yang didanai badan penyiaran negara itu pun cepat menghilang dari peredaran. Papan-papan iklan tidak lagi memasang poster film tersebut. Meski tidak sukses dari segi komersial, Jesus, the Spirit of God memenangi penghargaan dalam ajang festival film religi di Italia pada 2007.
Gaung film tersebut ternyata belum benar-benar berakhir. Rencananya, film kontroversial itu dibuat ulang sebanyak 20 episode dan segera ditayangkan di stasiun televisi nasional milik negara pada tahun ini.
Nader menekankan bahwa film buatannya tersebut mengusung isu yang nanti dapat menjembatani perbedaan-perbedaan antara Islam dengan Kristen.
"Dengan menyaksikan film itu, umat Kristiani akan terkagum-kagum dan mengetahui bahwa Islam memberikan pengetahuan agama (devotion) sekaligus pengetahuan lengkap mengenai sosok Yesus yang sebenarnya," jelasnya kepada AFP.
Misi itulah yang diembannya dalam membuat film tersebut. "Saya ingin menjembatani perbedaan antara dua agama besar itu. Saya terbuka untuk berdialog mengenai film tersebut terkait persamaan mendasar antara Islam dengan Kristen," lanjutnya.
Selama ini, Nader dikenal sebagai sutradara film-film dokumenter yang mengangkat tema perang Iran-Iraq pada 1980-1988. Genre film semacam itu sangat berpengaruh pada masa pascasinema revolusioner.
Namun, dia juga gemar membuat film bergenre thriller dan romantis. Film-filmnya pun berhasil merebut perhatian penonton di negara republik Islam tersebut.
Di Iran, penganut Nasrani mencapai sepuluh persen dari total penduduk. Sebagian besar di antara mereka adalah etnis Armenia.
Setiap perayaan Natal, Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan para pejabat lainnya tidak pernah lupa mengirim ucapan Natal kepada para pemimpin Kristen, termasuk Paus.
Pesan Natal Ahmadinejad tahun ini berbunyi, "Perdamaian, persahabatan, dan keadilan akan terwujud dengan ajaran Yesus Kristus yang tersebar di seluruh dunia."